Mimpi apa yang mengilhamimu untuk melacak jejakku
Yang telah lama pergi bersama desiran bayu
Menghilang di balik senja nan kelabu
Saat kau duduk termangu di balik bukit itu
Kudengar suaramu bergetar saat kau tahu aku harus segera pergi
Mencoba menahan laju langkahku yang tak mungkin surut lagi
Lentera jiwa menggiringku untuk segera beranjak dari sini
Selama aku pergi tak ada lagi tawa canda
Tiada lagi tatapan mata teduh memesona
Kukubur semua kenangan dan asa
Bersama secuil rasa tak bernama
Angin apa yang menerbangkanmu kembali datang padaku
bertemu di sebuah pagi yang bisu
Kulihat tenggorokanmu tercekat dan lidahmu kelu
Hanya hatimu yang bersenandung lagu rindu
Kubiarkan kau termangu
saat kau mencoba mengenali derap langkahku
Yang makin lama makin mendekatimu
Saat aku dalam kesedihan dan kehilangan harapan
Kau hadir bersama senyum yang tulus memecah kesunyian
Merangkai kata dan kalimat untuk mencairkan kebekuan
Ah cukup sudah…buang semua ragumu!
Kita sama-sama punya cerita seru
Kisah tentang Cinta, pengorbanan, luka, dan harapan
Caleufornia, 191109
Rabu, 09 Maret 2011
Pertanda
Tuhan...
begitu panjang lorong waktu kehidupan yang telah kulalui
begitu banyak nikmat yang telah Engkau anugerahi
meskipun terkadang aku lupa untuk mensyukuri
begitu banyak orang yang melewati lorong sepi ini
Ada yang datang, ada yang pergi, dan ada pula yang kembali...
Dalam perjalanan kehidupan...
kadangkala orang-orang yang selalu bersama, tidak mampu kita pertahankan...
sementara orang-orang yang tak pernah kita duga, hadir mewarnai kehidupan...
Seiring berjalannya waktu...
semua misteri ini mulai menemukan titik temu...
semua keraguan menjelma menjadi harapan yang berpadu
Tuhan...
Kuyakin tak ada satupun peristiwa yang terjadi secara kebetulan
Semuanya terjadi karena telah benar-benar Engkau rencanakan
Engkau Maha Mengetahui, Engkau juga Maha Memaafkan
Saat aku sedang dilanda kegalauan dan kegelisahan
kucoba belajar untuk tidak menyesali sebuah pertemuan
dan berusaha untuk tidak meratapi perpisahan...
sambil memungut secuil hikmah dari sebuah jalinan persahabatan...
Saat sepotong dahan pohon harapan patah dan jatuh ke tanah...
Kau ganti dengan ranting yang lebih tegar menahan angin yang menerpa...
Saat seorang teman pergi meninggalkanku dalam resah...
kau kirim seorang pengganti yang menawarkan sejuta asa...
Apakah ini semua cukup menjadi pertanda?
Bahwa dia adalah 'malaikat' yang Engkau kirimkan untukku
Yang akan menghapus semua kesedihan
dan menepis segala kegalauan
serta membantuku melupakan mimpi-mimpi buruk
Yang selalu datang dalam tidurku...
Semoga suatu saat nanti besok,lusa atau entah kapan
Tuhan memberikan kesempatan kepadaku
untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan
tentang sejuta asa yang berkecamuk diruang hatiku
Tuhan...
jika dia yang terbaik untukku
bimbinglah diriku agar bisa mencintainya...
dan jika dia bukan yang terbaik bagiku
berilah pengganti yang lebih baik darinya...
dan anugerahkan seseorang yang lebih baik dariku
yang bisa membuat dia bahagia
Tuhan...
Ku yakin semua asa ini akan indah pada waktunya
tuntunlah hamba agar selalu ada di jalan Cahaya...
Jalan orang-orang yang yang diliputi bilangan Cinta-Mu
menuju taman orang-orang yang saling mencintai dan memendam rindu...
(Caleufornia, 151210)
begitu banyak nikmat yang telah Engkau anugerahi
meskipun terkadang aku lupa untuk mensyukuri
begitu banyak orang yang melewati lorong sepi ini
Ada yang datang, ada yang pergi, dan ada pula yang kembali...
Dalam perjalanan kehidupan...
kadangkala orang-orang yang selalu bersama, tidak mampu kita pertahankan...
sementara orang-orang yang tak pernah kita duga, hadir mewarnai kehidupan...
Seiring berjalannya waktu...
semua misteri ini mulai menemukan titik temu...
semua keraguan menjelma menjadi harapan yang berpadu
Tuhan...
Kuyakin tak ada satupun peristiwa yang terjadi secara kebetulan
Semuanya terjadi karena telah benar-benar Engkau rencanakan
Engkau Maha Mengetahui, Engkau juga Maha Memaafkan
Saat aku sedang dilanda kegalauan dan kegelisahan
kucoba belajar untuk tidak menyesali sebuah pertemuan
dan berusaha untuk tidak meratapi perpisahan...
sambil memungut secuil hikmah dari sebuah jalinan persahabatan...
Saat sepotong dahan pohon harapan patah dan jatuh ke tanah...
Kau ganti dengan ranting yang lebih tegar menahan angin yang menerpa...
Saat seorang teman pergi meninggalkanku dalam resah...
kau kirim seorang pengganti yang menawarkan sejuta asa...
Apakah ini semua cukup menjadi pertanda?
Bahwa dia adalah 'malaikat' yang Engkau kirimkan untukku
Yang akan menghapus semua kesedihan
dan menepis segala kegalauan
serta membantuku melupakan mimpi-mimpi buruk
Yang selalu datang dalam tidurku...
Semoga suatu saat nanti besok,lusa atau entah kapan
Tuhan memberikan kesempatan kepadaku
untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan
tentang sejuta asa yang berkecamuk diruang hatiku
Tuhan...
jika dia yang terbaik untukku
bimbinglah diriku agar bisa mencintainya...
dan jika dia bukan yang terbaik bagiku
berilah pengganti yang lebih baik darinya...
dan anugerahkan seseorang yang lebih baik dariku
yang bisa membuat dia bahagia
Tuhan...
Ku yakin semua asa ini akan indah pada waktunya
tuntunlah hamba agar selalu ada di jalan Cahaya...
Jalan orang-orang yang yang diliputi bilangan Cinta-Mu
menuju taman orang-orang yang saling mencintai dan memendam rindu...
(Caleufornia, 151210)
A Week after The Day
Sabtu, 1 Januari 2011
Belum pernah aku mengalami hal seperti ini seumur hidupku. Pengakuan itu benar-benar membuatku tersentak, benar2 mengagetkanku. Sampai-sampai malam itu suhu tubuhku mendadak berubah drastis, aku meriang. Dadaku sesak menahan tangis. Bulir bening di sudut mata tak mampu kubendung.
Pengakuan ini datang ketika aku sedang berusaha melerai asa, mengubur kenangan tentangnya, dan mencoba berdamai dengan takdir.
Di satu sisi, aku lega, semua tanya telah kutemukan jawabnya. Tapi di sisi lain ada sedikit kecewa, kenapa pengakuan itu datang sekarang ini. Di saat dia belum berani berkomitmen lebih jauh ke jalan yang di Ridhai-Nya. Padahal aku sudah mencoba melawan rasa penasaranku, bahkan aku telah mengikhlaskan diri jika aku tak akan pernah tahu jawaban atas semua pertanyaan ini.
Biarlah itu semua menjadi rahasia hatinya dan Tuhan Sang Penggenggam Hati.
Sebenarnya aku tak bisa mendustai hatiku, bahwa kenyataannya aku juga menyintainya, bahkan setelah pengakuan itu rasa itu semakin bertambah. Tapi aku takut, takut jika rasa cintaku yang terlalu besar padanya membuatku kehilangannya. Aku mohon ampun pada Allah, jika aku telah salah, aku mohon bimbingan-Nya agar tidak salah melangkah. Aku tak ingin menodai cinta ini, hingga saat yang tepat&indah itu tiba.
Aku berharap dalam do'a dan pinta, jika aku adalah perempuan yang ditakdirkan Allah untuk mendampinginya kelak, berikan aku kesabaran&kekuatan hingga dia mampu berkomitmen dalam ikatan suci pernikahan. Tapi jika dia bukan lelaki yang terbaik yang dipilihkan Allah untukku, kumohon padaNya agar menghapus semua kenangan&ingatan di hatiku tentang dia dan segera menggantikan dengan yang lebih baik...
Banda Aceh, 1 Januari 2011
tak tahu dimanakah awalnya
rasa ini tumbuh dengan tulus
dan apakah ini akan berakhir
semuanya di luar kuasaku
Hari ini tepat satu minggu setelah peristiwa itu, peristiwa yang mungkin tak akan pernah bisa kulupakan seumur hidupku. Meskipun aku sudah lama merasakan ada sesuatu yang kutak tau apa kata yang tepat untuk menjelaskannya. Ada rasa yang mengendap2 hadir mengusik jiwa, lalu menyelinap masuk ke relung hatiku. Berdiam di sudut hatiku, di ruang kosong yang belum pernah terisi. Karena ku ingin ruang itu ditempati oleh lelaki yang dipilihkan Tuhan untuk ku kelak.Belum pernah aku mengalami hal seperti ini seumur hidupku. Pengakuan itu benar-benar membuatku tersentak, benar2 mengagetkanku. Sampai-sampai malam itu suhu tubuhku mendadak berubah drastis, aku meriang. Dadaku sesak menahan tangis. Bulir bening di sudut mata tak mampu kubendung.
Pengakuan ini datang ketika aku sedang berusaha melerai asa, mengubur kenangan tentangnya, dan mencoba berdamai dengan takdir.
Di satu sisi, aku lega, semua tanya telah kutemukan jawabnya. Tapi di sisi lain ada sedikit kecewa, kenapa pengakuan itu datang sekarang ini. Di saat dia belum berani berkomitmen lebih jauh ke jalan yang di Ridhai-Nya. Padahal aku sudah mencoba melawan rasa penasaranku, bahkan aku telah mengikhlaskan diri jika aku tak akan pernah tahu jawaban atas semua pertanyaan ini.
Biarlah itu semua menjadi rahasia hatinya dan Tuhan Sang Penggenggam Hati.
Sebenarnya aku tak bisa mendustai hatiku, bahwa kenyataannya aku juga menyintainya, bahkan setelah pengakuan itu rasa itu semakin bertambah. Tapi aku takut, takut jika rasa cintaku yang terlalu besar padanya membuatku kehilangannya. Aku mohon ampun pada Allah, jika aku telah salah, aku mohon bimbingan-Nya agar tidak salah melangkah. Aku tak ingin menodai cinta ini, hingga saat yang tepat&indah itu tiba.
Aku berharap dalam do'a dan pinta, jika aku adalah perempuan yang ditakdirkan Allah untuk mendampinginya kelak, berikan aku kesabaran&kekuatan hingga dia mampu berkomitmen dalam ikatan suci pernikahan. Tapi jika dia bukan lelaki yang terbaik yang dipilihkan Allah untukku, kumohon padaNya agar menghapus semua kenangan&ingatan di hatiku tentang dia dan segera menggantikan dengan yang lebih baik...
Banda Aceh, 1 Januari 2011
Hujan di Bulan Desember
Ada ragu yang mulai menyergap
Di antara doa yang terus terucap
Ada rasa yang hampir menguap
Karena tanya yang tak kunjung terjawab
Jangan tanyakan padaku tentang pertanda
Jangan tanyakan lagi tentang purnama
Tapi tanyakan pada hatimu saja
tentang sepotong asa yang belum kau beri nama
Aku tak tahu, mengapa awan datang
Di awal pagi gelap, sunyi nan lengang
Apakah hanya untuk memberi peringatan
Akan hadirnya gerimis yang nyaris menghapus kerinduan
Tuhan...
Hanya Engkau yang tahu segala resahku
Yang kubalut dengan senyum kesabaran
Tuhan...
Di bawah rintik air hujan di pagi ini
Kupohonkan bait-bait do'a, harap dan pinta
Di antara gerimis yang mulai berhenti
Hadirkan untukku langit yang berselimut bianglala
Banda Aceh, 121210
Langganan:
Postingan (Atom)